OJK : Begini Kinerja Pasar Modal dan Bursa Karbon Sepanjang Tahun 2023

Abdul Malik • 09 Jan 2024
cover

Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar (tengah atas), Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK, Inarno Djajadi (tengah) dan jajaran pimpinan OJK saat konferensi pers RDK Bulanan Desember 2023 secara virtual di Jakarta (9/1/2024). (dok.OJK)

Jumlah investor pasar modal pada 2023 melesat 18,04% menjadi 12,17 juta investor

Bareksa.com - Rapat Dewan Komisioner Bulanan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 3 Januari 2024 menyimpulkan stabilitas sektor jasa keuangan nasional terjaga, didukung oleh permodalan yang kuat, likuiditas yang memadai, dan profil risiko yang terjaga, sehingga mampu menghadapi potensi perlambatan pertumbuhan ekonomi global.

Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar mengatakan indikator perekonomian menunjukkan moderasi pertumbuhan di beberapa negara, khususnya di Uni Eropa dan Tiongkok. Perlambatan pertumbuhan ekonomi mendorong inflasi turun mendekati target sehingga memberikan ruang bagi bank sentral untuk lebih akomodatif. 

“Di Amerika Serikat (AS), The Fed mengisyaratkan akan menurunkan suku bunga acuan 75 basis poin (0,75%) di 2024. Pasar juga menilai ekonomi AS masih cukup resilient dan diperkirakan tidak akan mengalami resesi,” ungkap Mahendra dalam konferensi pers RDK Bulanan Desember 2023 (9/1/2024). 

Investasi Saham di Sini

Meski begitu, kata Mahendra, pasar saat ini masih mencermati perkembangan geopolitik ke depan, seperti eskalasi ketegangan di Laut Merah imbas dari konflik Palestina-Israel, serta penyelenggaraan pemilihan umum (Pemilu) yang mencakup 50% populasi dunia, terutama di beberapa negara utama seperti AS, Uni Eropa, India dan Taiwan.

Menurut Mahendra, secara umum sentimen di pasar keuangan gobal cenderung positif pada Desember 2023 didukung oleh ekspektasi penurunan suku bunga Fed Funds Rate (FFR) dan narasi soft landing di AS. Hal itu mendorong kembalinya aliran dana masuk ke negara berkembang (EM) dan penguatan pasar keuangan global, termasuk pasar keuangan Indonesia. Volatilitas baik di pasar saham, surat utang, maupun nilai tukar juga terpantau menurun.

Di domestik, indikator utama perekonomian nasional masih cukup positif, di antaranya ditunjukkan oleh neraca perdagangan yang masih surplus dan PMI Manufaktur yang masih ekspansif. Tingkat inflasi juga terjaga rendah di level 2,61% pada Desember 2023. 

“Namun masih perlu dicermati perkembangan permintaan domestik ke depan seiring masih berlanjutnya penurunan inflasi inti, penurunan optimisme konsumen, serta melandainya pertumbuhan penjualan ritel dan kendaraan bermotor,” dia menjelaskan. 

Investasi Saham di Sini

Kinerja IHSG 

Anggota Dewan Komisioner dan Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK, Inarno Djajadi mengatakan seiring penguatan pasar keuangan global, pasar saham Indonesia hingga 29 Desember 2023 juga menguat 2,71% sepanjang bulan berjalan (MTD) ditutup di 7.272,8, dibandingkan November 2023 ditutup di 7.080,74. 

Investor asing mencatatkan beli bersih (net buy non-resident) Rp7,67 triliun pada Desember 2023, dibandingkan November 2023 yang jual bersih (outflow) Rp0,52 triliun. “Secara YTD investor non-resident membukukan net sell Rp6,19 triliun dibandingkan November 2023 yang  net sell Rp13,86 triliun YTD,” dia mengungkapkan.

Sepanjang 2023, kinerja IHSG yang menguat 6,16% menjadi yang tertinggi kedua di ASEAN setelah Vietnam. Nilai kapitalisasi pasar mencapai Rp11.674 triliun atau melesat 22,9%. Di sisi likuiditas transaksi, rata-rata nilai transaksi pasar saham di Desember 2023 tercatat meningkat menjadi Rp10,75 triliun, dibandingkan November 2023 yang sebesar Rp10,54 triliun. 

Inarno mengatakan capaian atas kinerja IHSG juga ditopang oleh pertumbuhan jumlah investor pasar modal yang melanjutkan kenaikan double digit yakni 18,04% menjadi 12,17 juta investor. OJK optimistis ruang pertumbuhan bagi industri pasar modal Indonesia masih luas untuk semakin memberikan kontribusi optimal bagi perekonomian nasional.

Investasi Saham di Sini

Kinerja Pasar SBN dan Obligasi

Penguatan juga terjadi di pasar Surat Berharga Negara (SBN), yang per 29 Desember 2023 membukukan inflow investor asing Rp8,17 triliun MTD dibandingkan November 2023 inflow Rp23,5 triliun, sehingga kembali mendorong penurunan yield SBN rata-rata 13,3 bps MTD di seluruh tenor. 

“Sepanjang 2023, yield SBN turun rata-rata 29,51 bps di seluruh tenor dengan non-resident mencatatkan net buy Rp79,87 triliun,” kata Inarno. 

Di pasar obligasi, indeks pasar obligasi ICBI pada 29 Desember 2023 menguat 8,65% YTD ke level 374,61, dibandingkan November 2023 menguat 7,34% YTD. Untuk pasar obligasi korporasi, aliran dana masuk investor non-resident tercatat Rp541,83 miliar pada Desember saja, dan sepanjang 2023 masih tercatat outflow Rp0,92 triliun.

Daftar Akun SBN di Sini

AUM Reksadana

Di industri pengelolaan investasi, nilai Asset Under Management (AUM) pengelolaan investasi per 29 Desember 2023 tercatat Rp824,73 triliun, dengan Nilai Aktiva Bersih (NAB) atau dana kelolaan reksadana tercatat Rp501,46 triliun atau naik 1,77% sebulan pada Desember. Menurut Inarno, investor reksadana membukukan net subscription (pembelian bersih) Rp6,31 triliun pada Desember 2023. Namun sepanjang tahun 2023, kinerja industri reksadana relatif stabil dengan dana kelolaan menurun 0,67% , namun masih mencatatkan net subscription Rp8,98 triliun.

Investasi Reksadana di Sini

IPO Saham

Inarno menambahkan penghimpunan dana di pasar modal masih tinggi yaitu mencapai Rp255,39 triliun dengan emiten baru tercatat 83 emiten hingga 29 Desember 2023. Penghimpunan dana per Desember telah melampaui capaian target di 2023. Sementara itu, pipeline penawaran umum masih terdapat 85 emiten dengan perkiraan nilai indikatif Rp28,68 triliun yang di antaranya merupakan rencana IPO oleh emiten baru sebanyak 60 perusahaan.

Sedangkan untuk penggalangan dana pada Securities Crowdfunding (SCF) yang merupakan alternatif pendanaan bagi UKM, hingga 29 Desember 2023 telah terdapat 16 penyelenggara yang telah mendapatkan izin dari OJK dengan 494 penerbit, 168.068 pemodal, dan total dana yang dihimpun sebesar Rp1,04 triliun.

Investasi Saham di Sini

Bursa Karbon

Sejak diluncurkan pada 26 September 2023 hingga 29 Desember 2023, tercatat 46 pengguna jasa di bursa karbon yang mendapatkan izin, dibandingkan November 2023 yang baru 41 pengguna jasa. Hingga akhir tahun lalu, total volume perdagangan karbon mencapai 494.254 tCO2e (setara ton CO2) dan akumulasi nilai Rp30,91 miliar, dengan rincian 30,38% di pasar reguler (Rp9,39 miliar), 9,83% di pasar negosiasi (Rp3,04 miliar), dan 59,79% di pasar lelang (Rp18,48 miliar). 

“Ke depan, potensi perdagangan bursa karbon diperkirakan masih akan terus meningkat, mengingat saat ini sudah semakin banyak industri yang memiliki target net zero emission,” Inarno menjelaskan. 

Penegakan Hukum

Inarno menyatakan dalam rangka penegakan hukum di bidang pasar modal, pada Desember 2023, OJK telah mengenakan bebera sanksi:

a. Sanksi administratif berupa denda dan/atau perintah tertulis kepada 5 (lima) manajer investasi, 1 (satu) perusahaan Efek dan 1 (satu) Emiten, sanksi administratif berupa peringatan tertulis kepada 1 (satu) penilai, dan sanksi administratif baik berupa denda dan/atau pencabutan izin orang perseorangan kepada 41 (empat puluh satu) pihak lainnya yang menyebabkan pelanggaran.

b. Sanksi administratif berupa denda Rp2,6 miliar kepada 3 (tiga) pihak terkait pelanggaran Pasal 107 UUPM dan kepada 1 (satu) pihak terkait pelanggaran karena tidak memastikan pihak yang menjadi beneficial owner dari nasabah yang mendapatkan penjatahan pasti, tidak melakukan customer due diligence serta melakukan identifikasi dan verifikasi identitas terhadap beneficial owner tersebut.

C. Selama 2023, OJK telah mengenakan Sanksi administratif atas pemeriksaan kasus di pasar modal kepada 165 Pihak yang terdiri dari Sanksi administratif berupa denda Rp86,09 miliar, 15 pencabutan izin, 1 pembekuan izin, 73 perintah tertulis, dan 26 peringatan tertulis. Kemudian sanksi administratif berupa denda atas keterlambatan senilai Rp20,85 miliar kepada 537 pelaku jasa keuangan di pasar modal dan 5 peringatan tertulis atas keterlambatan penyampaian laporan.

Investasi Saham di Sini

(AM)

***

Ingin berinvestasi aman di saham dan reksadana secara online yang diawasi OJK?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli saham klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi Bareksa di App Store​
- Download aplikasi Bareksa di Google Playstore
- Belajar investasi, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS

DISCLAIMER​​​​​

Investasi saham mengandung risiko dan seluruhnya menjadi tanggung jawab pribadi. Bareksa membuat informasi ini dari materi dan sumber-sumber terpercaya, serta tidak dipengaruhi pihak manapun. Informasi ini bukan merupakan ajakan, ataupun paksaan untuk melakukan transaksi dan Bareksa tidak memberikan jaminan atas transaksi yang dilakukan.

Fitur Bareksa Emas dikelola oleh PT Bareksa Inovasi Digital, berkerja sama dengan Mitra Emas berizin.

PT Bareksa Portal Investasi atau Bareksa.com adalah platform e-investasi terintegrasi pertama di Indonesia, yang ditunjuk menjadi mitra distribusi (midis) resmi Kementerian Keuangan untuk penjualan Surat Berharga Negara (SBN) Ritel atau SBN Ritel secara online. Selain proses registrasi dan transaksi sangat cepat dan mudah, Anda juga dapat memantau investasi Anda dari mana saja dan kapan saja.

Bareksa telah mendapatkan penghargaan sebagai midis SBN terbaik selama empat tahun berturut-turut dari Kementerian Keuangan RI. Penghargaan terbaru yang diterima adalah penghargaan sebagai Midis SUN dengan Kinerja Terbaik 2022 dan Midis SBSN dengan Kinerja Terbaik Kategori Fintech 2021.

Belum memiliki akun Bareksa tetapi ingin berinvestasi di SBN Ritel? Segera daftar melalui aplikasi Bareksa sekarang, gratis hanya dengan menyiapkan KTP dan NPWP (opsional). Bagi yang sudah punya akun Bareksa untuk reksadana, lengkapi data berupa rekening bank untuk mulai membeli SBN Ritel di Bareksa. Bagi yang sudah pernah membeli SBR, ORI atau Sukuk di Bareksa sebelumnya, registrasi ulang akun di Bareksa untuk memesan SBN Ritel.